Just a bad day, not a bad life

· 2 min reads · Positive Thinking, Resilience, Perspective

Photo by [christopher lemercier](https://unsplash.com/@elevantarts?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash) on [Unsplash](https://unsplash.com/photos/man-sitting-on-chair-covering-his-eyes-12yvdCiLaVE?utm_content=creditCopyText&utm_medium=referral&utm_source=unsplash)

With peace of mind so hard to find, We’re dwelling on the drastic signs, Another way to numb our mind, And as you close your eyes tonight, And pray for a better life, You’ll see it flying helplessly away

Kutipan lirik diatas adalah penggambaran suatu kondisi dan tantangan seseorang untuk mencari kedamaian pikiran. Di dunia yang penuh dengan dinamika perubahan, orang cenderung mencoba mencari solusi lain untuk mengatasi kecemasan dan stres yang mereka alami. Setiap malam, mereka merenung dan berharap untuk kehidupan yang lebih baik, namun mereka juga merasakan kekecewaan karena impian-impian mereka terasa menjauh tanpa ada harapan akan keselamatan pada akhirnya.

“Kenapa gini?”, “Kok ngene se?”, “Wes mbo lah”, ketiga kata itu tak jarang keluar dari mulut kita, atau minimal terbesit di benak kita. Sering kali kita sudah susah-susah ngatur, nyiapin, nge-rapi-in hidup, tapi tetep aja akhirnya ketebak. Ya, selalu berantakan dan selalu sukses untuk menambah sesi overthinking kita di malam hari.

Sedikit aku pernah membaca mengenai kondisi VUCA yang salah satu poinnya adalah Uncertainty atau “ketidakpastian”. Saat ini kita berada di tengah-tengah keadaan yang segalanya tidak pasti, dan yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Tak jarang kita tak dapat memprediksi apa yang akan terjadi nantinya.

Perubahan kondisi lingkungan yang mendadak, banyak pengaruh hal-hal diluar diri kita sampai ketidakjelasan akan situasi kondisi maupun informasi yang ada adalah sekian faktor lain penyebab ketiga kata diatas bisa terbesit keluar di benak kita.

Tapi, bukankah akan selalu begitu? Di waktu semuanya dituntut untuk serba cepat, kita dituntut untuk lebih bisa beradaptasi dengan banyak kemungkinan yang bisa saja sesuai atau bahkan berlawanan dengan apa yang kita mau. Pada hakikatnya, se-berusaha apapun kita mencari cara, mencari jalan untuk kedepannya agar sesuai sama yang kita mau, atau minimal baik-baik aja, ada aja yang bikin jalannya berlubang.

Memang. Kita harus tetap berusaha. Dan tentu juga kita harus berdamai dengan naik turunnya dinamika hidup, menikmati tiap belokan yang muncul tanpa tanda sebelumnya dan jangan terlalu gegabah untuk memutuskan sesuatu. Karena tujuan kita bukan untuk mencapai suatu “tempat” tujuan, namun untuk selamat pada akhirnya.