Aku Ingin....

· 4 min reads · Mindfulness, Personal Development, Self-Exploration

Aku lahir bertepatan dengan era dimana teknologi berkembang dengan sangat pesat dan menjadi bagian integral dari kehidupan kita. Di masa ini, hampir setiap aspek dari kehidupan kita telah diperkaya dan difasilitasi oleh kemajuan teknologi. Sangat menakjubkan bagaimana hampir segala sesuatu, mulai dari barang kebutuhan sehari-hari hingga informasi yang sangat kompleks, dapat dengan mudah diakses hanya dengan beberapa klik atau sentuhan di layar. Kita hidup di dunia di mana internet telah menjadi pengetahuan kolektif manusia, tempat di mana kita dapat mempelajari hampir semua hal. Informasi datang silih berganti dengan kecepatan yang tak masuk akal, entah itu dari platform sosial media yang kita gunakan sehari-hari, koran online yang menghadirkan berita terbaru, atau sekedar dari grup WhatsApp yang menjadi tempat berbagi informasi antara teman dan keluarga.

Dengan banyak kemudahan itu, aku bisa dengan mudah tahu apa yang dikerjakan orang lain lewat sosial media mereka. Aku bisa tahu apa yang sedang mereka kerjakan, rencana mereka selanjutnya bahkan apa pencapaian mereka akhir akhir ini, tak peduli mereka keluarga, sahabat, teman, sekadar kenalan atau bahkan selebriti dan public figure.

Namun, terkadang, melihat semua itu bisa membuat aku merasa tertekan. Merasa seperti aku seharusnya juga melakukan lebih banyak hal, mencapai lebih banyak tujuan. Melihat apa yang mereka lakukan, tak jarang aku terdorong untuk bisa melakukan dan mendapatkan seperti apa yang mereka dapat dan lakukan, atau bahkan lebih dari itu.

Di era ini, dimana aku terus dibombardir dengan kesempatan dan potensi yang tampak tak terbatas. Seperti yang aku tulis sebelumnya, saat melihat apa yang orang lain capai, aku terdorong untuk melakukan hal yang sama. Namun ada hal yang aku lewatkan, aku sadar tiap perjalanan yang dilakukan orang lain punya sisi unik masing-masing dan prioritas yang berbeda pula. Sekilas aku disadarkan untuk lebih menikmati tiap cerita hidupku sendiri, dengan waktu, harapan dan ambisi yang berbeda.

Sosial media, meskipun ia bisa menjadi alat yang (mungkin) sangat memadai untuk berbagai momen-momen kebahagiaan dan pencapaian, tak jarang pula hanya menampilkan sisi terbaik dari bab hidup seseorang. Aku, dengan mudahnya lupa bahwa apa yang ada dibalik foto-foto itu, bisa jadi ada kisah-kisah kesulitan dan rintangan yang berdarah-darah yang mungkin sama seperti yang dialami orang lain. Ya, kisah itu tak serta merta berhasil tanpa adanya tantangan.

Bukan masalah Anda gagal. Tidak pula rugi jika impian belum jadi kenyataan. Asalkan kita tidak berhenti dan terus berjalan, berjuang, dan tetap berusaha. Maka, sukses menanti Anda di sana!

Andrie Wongso

Saat merasa tertekan untuk mengejar semua ambisi, penting untuk merenungkan apa yang sebenarnya aku inginkan dari hidup. Tak jarang, aku mungkin terjebak dalam perburuan tanpa akhir untuk mencapai lebih banyak tanpa benar-benar mempertimbangkan apakah itu sesuai dengan nilai-nilai dan impianku. Perlu diingat juga, dalam era teknologi, aku harus belajar untuk memfilter informasi yang datang kepadaku dan tetap fokus pada tujuan yang sesuai denganku sendiri.

Selain itu, teknologi juga memberiku kesempatan untuk belajar, untuk berkembang lebih dari sebelumnya. Dengan kemudahan akses ke berbagai pendidikan online, kursus, platform edukasi, aku dapat mengejar minat dan hobiku dengan lebih mudah. Aku dapat memanfaatkan itu untuk mencapai tujuan pribadiku dan tumbuh menjadi individu yang lebih baik, dibandingkan merasa tertekan oleh apa yang orang lain capai.

Dare to live the life you have dreamed for yourself. Go forward and make your dreams come true.

Ralph Waldo Emerson (Penyair dan filsuf dari Amerika Serikat 1803-1882)

Aku tak harus mengikuti jejak orang lain, menulis cerita yang sama dengan orang itu atau membandingkan aku sendiri dengan mereka pada akhirnya. Manfaatkan teknologi untuk mencapai impianmu sendiri. Dan yang terpenting, aku harus tetap menjaga keseimbangan dan tidak membiarkan tekanan dunia digital menghancurkan mental dan emosional. Bijaklah menggunakan teknologi. Aku, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan fokus pada apa yang benar-benar penting bagiku, bagi kita.